Medan – Minggu 19 Juni lalu, telah dilaksanakan kegiatan pelatihan water rescue atau penyelamatan dalam air yang dilakukan di Taman Cadika Pramuka, Medan Johor oleh Tim Bantuan Medis Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dengan pihak BASARNAS sebagai pematerinya. Kegiatan water rescue ini bertemakan “The Sanding of Newfound Ores”.
Acara dimulai dengan kumpul bersama di kampus FK UMSU pada pukul 07.00 WIB dan keberangkatan ke Taman Cadika Pramuka pada pukul 07.30 WIB. Setibanya di lokasi, calon anggota TBM FK UMSU mendapat pembekalan materi oleh pihak BASARNAS terkait prinsip menghadapi kegawatdaruratan air dan perkenalan alat-alat keselamatan air. Praktek water recue secara langsung diberikan oleh para instruktur terlatih dari BASARNAS yang meliputi metode pertolongan air, teknik mendayung, serta teknik memberi pertolongan dengan atau tanpa alat di danau yang berada di Taman Cadika Pramuka. Cuaca cerah, terang, panas, tak mengurangi semangat para peserta untuk mengikuti kegiatan ini.
Pelatihan water rescue ini diikuti oleh calon anggota TBM FK UMSU yang telah lolos seleksi open recruitment tahap dua berjumlah 40 orang. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam pengenalan dan pelatihan guna membentuk sumber daya manusia yang kemudian dapat turut andil dalam kebencanaan sebagai ‘Potensi SAR’ atau orang yang dapat memberikan pertolongan awal sebelum petugas BASARNAS tiba.
Pelatihan water rescue ini berada di bawah pengawasan pihak Unit Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FK UMSU melalui kehadiran dr. Said Munazar Rahmat, MKT. Selain itu, kehadiran Abangda Ikchan Malik Napitupulu, S.Ked, Abangda Naufal Muhammad Zahran, S.Ked, Kakanda Khofifah Indrawati Tanjung, S.Ked, Kakanda Khairatul Fithriyah, S.Ked, dan beberapa senior TBM FK UMSU lainnya turut menjadi pengawas dalam kelancaran kegiatan ini.
Selain pembekalan materi dan praktek water rescue, kegiatan lain yaitu simulasi bencana alam juga diadakan di Danau Cadika pada pukul 14.30 WIB sebagai bentuk latihan koordinasi, komunikasi dan evakuasi. Seluruh peserta di bagi dalam beberapa kelompok dan diberikan skenario bencana yang dirancang dengan berbagai bentuk kondisi (kondisi triage hijau, triage kuning, triage merah dan triage hitam). Penilaian yang diperhatikan dalam kegiatan simulasi bencana ini yaitu praktik primary survey, secondary survey, dan penegakan diagnosa serta tatalaksana yang sesuai. Pihak BASARNAS turut memegang andil dalam pelatihan simulasi bencana alam ini. Setelah melakukan simulasi bencana, peserta akan dievaluasi dan diberikan pemahaman kembali apabila terdapat hal-hal yang belum tercapai.